Jumat, 04 Juni 2021

Hamba vs Anak

Shallom kingdom family dimanapun berada, hari ini saya akan membagikan sesuatu yang Tuhan taruh di dalam hati saya, tentang bagaimana kita harus mengerjakan sesuatu dengan kekuatan Tuhan, bukan supaya dicintai atau supaya diselamatkan, tetapi justru karena kita adalah anak, kita diterima dan dicintai, dipindahkan dari maut kepada hidup kekal, itu kenapa kita mengerjakan segala sesuatu dengan memberikan selalu yang terbaik..

Kita mulai dengan Firman ini,

Galatia 4:1-8 (TB)  Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. 
Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.

Jadi jelas, kita adalah Anak karena kita telah ditebus dan harganya telah lunas dibayar! bukan lagi hamba!
Jadi pola pikir kita mengerjakan segala sesuatu jangan karena disuruh pemimpin, disuru bapa rohani, disuruh lembaga pelayanan!
Kita bukan hamba! Disini kita melihat beberapa karakter hamba atau budak :

1. Mental seorang budak dan hamba adalah segala sesuatu harus diperintah.
2. melakukan segala sesuatu dengan bersungut2, tanpa adanya sukacita, tanpa rasa syukur dan tanpa kasih!
3. Tidak memberikan total, habis habisan, tidak 100%
4. Membantah, atau masih ingin melakukan kehendak sendiri
5. Melakukan segala sesuatu untuk mendapat upah, penerimaan, berkat dll

Ketika kita tahu kita adalah Anak maka seharusnya kita melakukan segala sesuatu karena kasih Kristus itu sumbernya..

2 Korintus 5:13-14 (TB)  Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.
Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.

Dan lagi,

1 Korintus 15:10 (TB)  Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Jadi kita melakukan segala hal dalam hidup kita bukan untuk kasih, penerimaan bahkan keselamatan.
Tapi kita melakukannya karena pusatnya adalah kasih, justru karena itu kita bergerak dengan maksimal..

So mari terus tinggal dalam kasih Bapa itu sehingga kita bisa memberikan yang terbaik untuk kemuliaan namaNya!
Gbu all! Biarkan api itu terus menyala! (PR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar