Kamis, 24 September 2020

Bertobat! Disalah mengerti harus tetap peduli! (Part1)

 Shallom semua teman-teman dan keluarga dimanapun berada, seharian ini ada suatu kisah di alkitab yang Tuhan sedang ajarkan kepada saya..


Tetang bagaimana seorang muda yang memiliki gairah dengan sebuah visi dan mimpi dari Tuhan, tetapi karena kesalahpahaman membuat dia masuk dalam proses yang cukup pahit secara manusia tetapi justru itu indah di mata Tuhan dan membuat dia sampai kepada mimpi dan visi yang Tuhan beri dalam hidupnya, karena dia memilih memiliki respon dan sikap yang benar terhadap apa yang dialaminya itu!

Ya, dia adalah seorang Yusuf..

Tuhan tiba-tiba bukakan beberapa hal yg membuat saya kagum, juga menginstropeksi diri saya..

Dimulai dari,

Kejadian 37:5-7 (TB)  Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.

Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:

Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."

Saya bisa membayangkan dalam masa muda yusuf (17 tahun), penuh semangat yang menggebu-gebu, dan lagi dia mendapat mimpi yang begitu spektakuler! Sangat lumrah apabila yusuf menceritakan mimpi itu kepada orang2 yang dekat dan juga orang-orang yang dikasihinya, yakni keluarganya!

Tetapi respon keluarganya (bukan hanya saudaranya, karena belakangan bapaknya yang mengasihi diapun menegurnya tentang mimpi ini) adalah membenci, dan iri dengannya!

Saya merenungkan kenapa bisa, keluarganya merespon yg seperti itu, tiba2 Tuhan ingatkan tentang ayat ini

Amsal 25:11 (TB)  Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.

Pengkhotbah 3:1, 7 (TB)  Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.

ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

Seindah apapun perkataan kita, atau sepenting dan sebagus apapun pesan yang kita punya apabila tidak tepat waktunya (kondisi sekeliling kita, bahkan tempat, dan caranyapun mempengaruhi menurut saya), maka hasilnya tidak sepeŕti yang kita harapkan (atau mendapatkan respon tidak seperti yang kita kehendaki)..

Tapi yang membuat kagum adalah bagaimana seorang Yusuf tetap mengasihi saudara-saudaranya, dengan jalan melihat kondisi mereka yg sedang menggembalakan kambing dombanya (bahkan harus bertanya kepada orang dimana saudaranya  dan dia harus sampai pindah 2x, pertama ke sikhem, lalu ke dotan)..

Tapi sekali lagi ada perkataan yang sangat membuat saya kaget bagaimana respon saudara2nya

Kejadian 37:19-20 (TB)  Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!

Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"

Jadi yang menjadi permasalahan utk saudara-saudaranya adalah tentang mimpi yusuf!

Jadi ini memang menjadi masalahnya..

Lagi-lagi saya diperlihatkan Tuhan bagaimana mungkin Yusuf tidak membela dirinya ketika akan dijual? Sampai 2x pula (dari saudaranya kepada org ismael, lalu kepada orang mesir)..

Saya kaget karena melihat responnya yang hanya "diam" ketika diperlakukan tidak baik, dan tidak adil oleh orang2 disekelilingnya..

Kita lanjutkan..

Kejadian 39:1, 4, 6 (TB)  Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.

maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.

Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

Ketika di mesirpun Yusuf memiliki respon dan sikap hati yang luar biasa.. dikatakan, dia manis sikapnya.. dan ingat dia bekerja kepada potifar, yakni kepala pengawal raja, dan dia diberikan kekuasaan atas rumah potifar! Jadi Yusuf bukan tanpa otoritas, apabila dia mau membalas saudara-saudaranya, tapi dia memilih terus bersikap benar..

Seberapa seringkali kita disalahmengerti seperti yusuf? Saya pribadi merasa memang kadang banyak yang tidak mengerti saya, karena memang banyak yang saya lakukan kurang pas dll..

Tapi seringkali pula sikap saya salah meresponnya, emosi adalah yg paling dominan..

Tuhan menegur saya akan hal ini..

Besok kita akan lanjutkan lagi ya pembahasan ini (saya merasa badan kurang fit hehe)..
karena endingnya luar biasa, Yusuf menyelamatkan keluarganya, dia berhasil mengalahkan dirinya! Menang dari luka masa lalu, dan sekali lagi tanpa sadar dia menyelamatkan hidup satu bangsa!

So, terus menantikan Tuhan ya guys, karena Dia mau membukakan banyak hal kepada kita!

Sampai jumpa besok, terus miliki respon dan sikap yang benar.. Gbu all!

Rabu, 23 September 2020

Pertobatan, meninggalkan sifat kanak-kanak

 Shallom semua, syukur kepada Allah karena terus memberikan kekuatan, pewahyuan, dan penghiburan untuk semakin dewasa dan mengerti hati Tuhan untuk kita (saya) semua!


Hari ini tiba-tiba saya diingatkan Tuhan tentang ayat didalam

1 Korintus 13:1-11 (TB)  Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Yang sangat merhema kuat hari ini adalah di ayat 11,

1 Corinthians 13:11 (KJV)  When I was a child, I spake as a child, I understood as a child, I thought as a child: but when I became a man, I put away childish things.
1 Korintus 13:11 (JAWA94)  Nalika aku isih bocah, caturanku, pangrasaku lan patrapku mikir kaya bocah. Nanging saiki, sawisé aku diwasa, kaananku nalika isih bocah mau dakbuwang kabèh.

Tentang bagaimana kita harus meninggalkan sifat kanak-kanak, konteks ayat ini adalah bagaimana paulus menegur jemaat di korintus kota yg makmur, intelek, dan penuh kejahatan moral..
jemaat ini didirikan paulus 18bulan bersama priskila dan akwila, setelah kepergian paulus jemaat yang penuh dengan karunia ini memiliki berbagai permasalahan, salah satunya adalah tentang perpecahan..

Walaupun penuh dgn karunia dan berkembang pelayanan di kota ini, tapi paulus menegur krn jemaat disini masih seperti anak2, tidak tahu apa itu kasih dan kesatuan tubuh Kristus disana..

Tiba2 saya diingatkan Tuhan tentang mamah saya (yang sudah meninggal tahun 2017 lalu), mamah menjadi single parent setelah papah saya berpulang terlebih dahulu pada tahun 2005.. sebagai single parent, tentu bukanlah hal yg mudah karena harus ada 4 anak yg dihidupi dan harus diajari tentang nilai2 kehidupan (kakak cowok nomer 1 semester 4, kakak cewek nomer  2 masuk kuliah, saya lulus smp masuk SMA, adik kelas 1 SMP).. itu kenapa mamah selalu mengingatkan tentang hal2 simpel tapi saya dulu rasa itu tidaklah penting (belakangan saya tahu ternyata saya belum dewasa untuk menyadari dan mengerti) lagi pula kami berasal dari keluarga yg lumayan berada (mobil, HP, TV, Mesin Cuci, pembatu lebih dr 2 orang, dll -ini semenjak dulu bahkan akhir tahun 90an mamah sudah pakai hp-), misal listrik jangan boros, lampu tidak terpakai dimatikan, cuci piring sendiri, cuci baju, menyapu rumah (bersih2 rumah dll)..
Karena bagi saya itu tidak terlalu penting, belakangan sewaktu kami (saya dan saudara2 saya) harus merawat mamah yang sakit sejak 2015-2017, kami harus atur semua mulai dari makan, cari kontrakan rumah (karena rumah dijual utk banyak keperluan), sampai pengobatan mamah..
baru sadar bahwa itu semua (hemat listrik, air, makan tidak boleh pilih-pilih, harus dihabiskan makannya dll) hal simpel tapi penting.. krn kalo tidak maka uang akan keluar sia-sia..apalagi pemasukan saya dan adik (karena kami yang waktu itu serumah dengan mamah) yang tidak seberapa ..

Nah tiba2 tadi sepanjang hari seperti Tuhan sedang berbicara dengan saya tentang 2 hal dari sudut pandang yang berbeda..

1. Harus meninggalkan hal2 yang bersifat ke kanak2 an, misal ingin menang sendiri (menjadi pelayan Tuhan yg seringkali diutus ke tempat2 baru, membuat semangat pantang menyerah ini begitu melekat, kadang termanifestasi menjadi sulit mengalah terutama dalam hal2 yg positif), pola pikir yg salah, asumsi yang salah, ketidak konsistenan melakukan beberapa hal, emosi yang menggebu2..dll

Lebih dari pada itu juga tentang kasih lebih utama dari pada missi atau ministry itu sendiri..

2. Belajar utk tidak memaksakan sesuatu yg berlebihan pada seorang anak, sama seperti ilustrasi saya yg saya ambil dari pengalaman saya dengan mamah tadi, bahwa kadang sebagai anak memang sulit memahami apa yang orang tua atau dewasa inginkan, kesalahan saya pribadi terbesar adalah memaksakan sesuatu sebelum waktunya.. sangat menarik karena kata yang dipakai adalah phroneo, yang berarti pengertian atau pola pikir.. jadi memang kalau masih kanak-kanak tidak bisa dipaksakan untuk memiliki pola pikir orang dewasa.. ini hanya butuh waktu yang tepat saja, dan seringkali saya kurang sabar.. dan kurang tepat melepaskan sesuatu yang saya pribadi dapat dari Tuhan untuk sebuah ministry maupun seorang pribadi..

Ini sangat relevan dengan apa yang kita sebagai tubuh Kristus dapat beberapa tahun lalu, "jikalau kita ingin berjalan cepat berjalan sendiri, dan bila ingin berjalan jauh berjalanlah bersama-sama"

Seni menunggu ini adalah bagian dari sebuah kedewasaan..

Menahan perkataan, pemikiran dan tindakan sampai disaat yang tepat..

Yup sama seperti diawal perenungan 10 hari kemarin, saya memilih tidak menyerah untuk terus belajar, dan berjalan bersama-sama..

Semoga memberkati, Gbu all!

Senin, 21 September 2020

Pertobatan, Hidup Dalam Essensi

Shallom, puji Tuhan, terimakasih untuk semua respon dari tulisan saya yang kemarin.. ada beberapa yang message pribadi bercerita tentang pengalaman dan juga kelemahan hidupnya.. mari terus melangkah kedalam hati Tuhan lebih lagi!


Kali ini saya akan berbagi tentang perenungan singkat yang diingatkan Tuhan tentang ayat di

Yesaya 29:13-14 (TB)  Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi."
Isaiah 29:13-14(NET)  The sovereign master says, “These people say they are loyal to me; they say wonderful things about me, but they are not really loyal to me. Their worship consists of nothing but man-made Therefore I will again do an amazing thing for these people – an absolutely extraordinary deed. Wise men will have nothing to say, the sages will have no explanations.”
Yesaya 29:13-14 (JAWA94)  Gusti Allah ngandika, "Bangsa iki rumangsané nyembah Aku, nanging mung lelamisan. Atiné ngedohi Aku. Pangibadahé ora liya mung isi prenatan lan adat tata-cara gawéané manungsa, sing diapalaké.
Mulané Aku bakal gawé kaélokan marang bangsa iki lan gawé gumuné. Kawicaksanané wong-wongé sing ngaku wicaksana bakal sirna, lan sakèhé kapinterané bakal tanpa guna."

Konteks di ayat ini adalah bangsa israel yang terus menerus melakukan ibadah rutinnya, tetapi sebenarnya hatinya tidak benar-benar mengasihi Tuhan..

Ini juga dikutip Yesus matius 15:8-9, dimana waktu itu Yesus ditanya oleh ahli taurat dan orang farisi kenapa murid-murid nya seakan-akan tidak mempedulikan adat dan aturan..

Teman-teman, dan semua saudara yang saya kasihi, seringkali tanpa sadar kita diajar untuk beribadah, dan melakukan segala tata cara ritual keagamaan dengan baik.. tapi seringkali kita lupa, bahwa yang di dalam (hati) kita adalah hal yang paling Tuhan lihat dan pedulikan..

1 Samuel 16:7 (TB)  Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 

1 Petrus 3:4 (TB)  tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

2 Korintus 4:18 (TB)  Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Saya pribadi juga sering terlena dengan  segala macam ibadah dan pelayanan, tetapi lupa essensi sebenarnya bahwa hati adalah persembahan dalam peribadatan yang Tuhan inginkan.. lebih dari sekedar melakukan ritual ibadah itu sendiri..

Menghidupi nilai kebenaran, merasakan kasih Tuhan ini jauh lebih penting..

Yesaya 1:12-17 (TB)  Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!"

Saya diingatkan tentang sebuah ilustrasi, dimana ada seorang bapak yang sibuk mendandani rumahnya demikian indah,  bahkan sampai lupa untuk sekedar menyapa dan berbincang hangat dengan seisi rumahnya (istri dan anak-anaknya). Yang cukup mengena dalam hidup saya adalah dimana ada cerita ketika anaknya datang membawa sebuah gambar kepada bapak ini, tapi bapak ini hanya bilang "maaf nak, bapak harus fokus mendadani rumah ini supaya bersih dan indah", tanpa memandang gambar anak ini.. dan justru membuat anak ini dihari-hari berikutnya tidak ingin dirumah karena tidak ada penghargaan, dan cinta kasih dirumah mereka yang indah (menurut bapaknya).. bapak ini hanya sibuk membangun yang diluar dan lupa essensi membangun rumah adalah suasana (hubungan, keterikatan emosional antar anggota keluarga) yang terpenting, waktu bersama keluarga itu adalah rumah sesungguhnya..

Seberapa sering kita (saya), hanya fokus pada hal-hal yang diluar sehingga melupakan essensi dari sebuah kegiatan (beribadah dalam konteks Firman Tuhan ini) beribadah..
Membawa hati kita pada Tuhan, mempersembahkan hidup kita untuk Dia.. mengakui dan menghormati Tuhan dimanapun kita berada..

Menarik ketika dikatakan di yesaya 29:14, Tuhan akan membuat orang-orang bijaksana dan guru-guru akan kehilangan pengajaran yang sebenarnya dan tidak berguna lagi (dalam Terjemahan Baru, NET, dan Bahas Jawa)..
Ketika kita mau bertobat, maka saya percaya setelah 10 hari ini akan terjadi terobosan, pewahyuan, pengertian dan hikmat yang luar biasa yang Tuhan akan beri pada setiap kita..

Itu kenapa jangan sampai yang kita lakukan "lain di bibir, lain di hati", sampai kita kehilangan essensi sesungguhnya..

Terus hidup dalam cinta dan kegairahan akan Tuhan guys..

Gbu all!

Minggu, 20 September 2020

Perenungan, dan Pertobatan, PEY ALEPH 5781

Shallom, memasuki hari kedua dari tahun pey aleph 5781 tahun baru yahudi.. dimana sesuai pesan yang didapat adalah pertobatan (repentance), rekonsiliasi (Reconciliation), kebangunan (Revival) dan menjangkau semua (Reaching all)..

Saya akan sediki berbagi saat perenungan saya hari ini, yg Tuhan taruh d dlm hati adalah ayat firman Tuhan di

Mazmur 73:21-24 (TB) Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

Yang membuat menarik adalah, dalam terjemahan lain, NET mengatakan pada ayat 21, "Yes, My spirit was bitter, and my insides felt sharp pain"

Dalam konteks perikop ini, banyak tafsiran mengatakan bahwa, sewaktu assaf hamba Allah melihat orang tidak benar hidup makmur, dan diberkati, dia tidak terima..
Menariknya, seorang nabi yang notabene adalah orang yang diurapi dan dipakai Tuhan, bisa merasa pahit bahkan terluka dalam ketika melihat hal yang terjadi diluar kemampuannya (tentu saja, karena saya yakin Allah tidak tidur atau salah dalam melakukan segala sesuatu, bahkan saat kita "merasa" harusnya orang ini, atau orang itu tidak boleh atau tidak layak diberkati dll, karena itu kehendak bebas Allah).

Dalam bahasa jawa dikatakan lebih menarik
Mazmur 73:21 (JAWA94) Nalika manah kawula mangkel déning mrina, lan batos kawula nepsu déning sakiting manah,

Kata mangkel, ini juga sering disebutkan anyel, atau tidak suka..

Seberapa sering kita, atau minimal saya sendiri merasakan hal sama, ketika kita melihat hal yang tidak kita inginkan atau ekspektasikan malah terealisasi.. seberapa sering kita sok tahu dan merasa mengenal Tuhan lebih dari pada yang lain.. bahkan melakukan segala sesuatu untuk Tuhan dan merasa semua sia-sia karena keputusan Allah ini

Mazmur 73:13 (TB) Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
Psalms 73:13 (NET) I concluded, “Surely in vain I have kept my motives pure and maintained a pure lifestyle.
Mazmur 73:13 (JAWA94) Yèn mengkono apa gunané aku ngudi marang kautaman, lan nyingkiri penggawé ala?

Jadi kita melakukan kehendak Allah, dan selalu menjaga tangan serta hati kita dari kejahatan bukan karena mengasihi Allah..

Tapi untungnya assaf segera sadar, merendahkan diri dan insaf akan hal ini..

Mazmur 73:22 (TB) aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Psalms 73:22 (NET) I was ignorant and lacked insight; I was as senseless as an animal before you.
Mazmur 73:22 (JAWA94) èstunipun kawula bodho lan tanpa budi, kados kéwan wonten ing ngarsa Paduka.

Assaf menyadari bahwa justru malah dia bodoh, kekurangan pengertian, dan bahkan dalam NET dikatakan tidak memiliki perasaan bukan seperti manusia tapi seperti hewan!

Malam ini sewaktu menuliskan ini, saya seperti ditempelak, Tuhan berbicara bahwa semakin kita (saya) merasa mengenal Dia bahkan mulai memberikan pattern (pola) pada setiap langkah dan keputusanNya, kita (saya) ini sebenarnya tidak memiliki pengertian dan perasaan yang seperti kehendakNya!

Mazmur 73:23 (TB) Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
Psalms 73:23 (NET) But I am continually with you; you hold my right hand.
Mazmur 73:23 (JAWA94) Nanging sokur déné kawula celak kaliyan Paduka, lan kaasta déning asta tengen Paduka.

Disini kita dapat belajar, bagaimana kasih Tuhan begitu besar, bahkan disaat kita melakukan kesalahan, dalam berpikir, dalam merasa, dan dalam bersikap, Tuhan dengan kasih dan kemurahanNya memegang tangan kita yang lemah itu untuk mulai mengerti dan merasakan apa yang Dia inginkan dan rasakan..
Beberapa waktu ini, khusus pesan tentang ini saya diingatkan tentang ilustrasi apabila kita memegang tangan satu teman kita, kita akan kuat berapa lama.. 1 jam, 1 hari, 1 bulan, 1 tahun, dan tiba waktunya kita tidak kuat lagi entah karena bosan, atau lupa dll.. ya, harus tangan kasih kemurahanNya lah yang memegang kita, maka kita akan kuat untuk terus berjalan seirama dengan Dia!

Saya lanjutkan dengan apa yang assaf alami tadi..
Kata tetap disana adalah perbuatan yang terus menerus dilakukan, atau kontinyu.. jadi ada 2 pihak yang bekerjasama, yang satu (assaf/kita) tetap mendekat setiap waktu, pihak yang lain (Tuhan) akan memegang tangan kita, membimbing untuk mengerti lebih dalam hatiNya.
Assafpun melanjutkan perenungannya,

Mazmur 73:24 (TB) Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Psalms 73:24 (NET) You guide me by your wise advice, and then you will lead me to a position of honor.
Mazmur 73:24 (JAWA94) Kawula Paduka paringi pitedah, lajeng Paduka pulung dhateng kamulyan.

Syukur kepada Allah, jikalau kita (saya) masih diberikan teguran, dan nasehat dari Allah, itu yang membuat kita bisa melewati musim demi musim dalam hidup kita, tidak salah arah, tidak tersesat, bahkan bisa masuk dalam rencana kemuliaan yang Allah telah sediakan untuk kita..

Ibrani 3:13-15 (TB) Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.
Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman"

Saya menyadari bahwa, saya bukanlah orang yang sempurna, bahkan orang yang masih punya banyak kelemahan dan kesalahan.. tapi selama masih ada "Hari ini", "Mendengar SuaraNya", dan "Tidak Mengeraskan Hati" berarti Allah masih mengasihi kita dan memberikan kesempatan utk bertobat dan kembali ke jalan yang benar..
Assaf (kita/saya), harus tidak menyerah akan kesalahan (berpikir, merasakan, dan bersikap) ini, tapi terus memutuskan untuk mendekat kepada Tuhan!
Terus mendekat padaNya, terus belajar mengasihiNya!

Mazmur 73:25-26, 28 (TB) Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

Cinta kepada Allah itu yang membuat kita akan terus mengalami kehausan, kelaparan dan kerinduan yang mendalam untuk mengerti isi hatiNya!
Mari mengambil waktu untuk berdoa dan bertobat bersama2, supaya kita bisa melewati musim ini dengan benar!
Saya memutuskan untuk tidak menyerah, bertobat, merendahkan diri dan terus mencari wajahNya!
Maafkan saya yang masih banyak kesalahan ini,
Gbu all!