Minggu, 11 Oktober 2020

Merasakan manis didalam masa pahit

Shallom keluarga, yakni semua orang percaya dimanapun berada..

Puji Tuhan atas semua kemurahan dan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita semua!

Pagi ini saya akan membagikan apa yang Tuhan taruh didalam hati, yakni tentang bagaimana kita merespon setiap kejadian yang "pahit" dan tidak enak yang Tuhan ijinkan untuk kita alami..

Sewaktu saya sedang belajar tentang Firman Tuhan, tiba2 dibawa menuju kepada

Amsal 27:7 (TB)  Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.

Amsal 27:7 (BIMK)  Kalau kenyang, madu pun ditolak; kalau lapar, yang pahit pun terasa enak.

Amsal 27:7 (JAWA94)  Yèn kowé lagi wareg, senajan madu pisan koktampik; nanging yèn kowé ngelih, senajan pangan sing pait pisan rasané legi.

Tuhan taruh didalam hati tentang hal bagaimana yang mempengaruhi respon kita tentang mengalami hal pahit, ternyata

Dari dalam hati kita sendiri, yakni apakah kita haus dan lapar akan Tuhan!

Kok bisa, iya saya baru menyadari kenapa banyak orang hidup dilingkungan gereja, beribadah seminggu bisa berkali2, rajin melayani (dan dilayani), ada akses gampang ke Firman Tuhan (buku, intenet dll), tapi bisa dengan gampang meninggalkan Tuhan, atau minimal gagal melihat dengan benar setiap hal pahit yang Tuhan ijinkan terjadi.. karena sudah tidak lagi haus dan lapar akan Tuhan!

Sudah merasa kenyang!

Sudah merasa cukup!

Ini yang membuat orang tidak bisa menghargai proses yang Tuhan berikan dalam hidupnya! Tidak bisa melihat yang pahit itu adalah untuk kebaikan kita!

Entah sakit penyakit, ditinggalkan keluarga atau orang yang disayang, bisnis yang gagal, pelayanan yang menurun, dll

Ternyata Tuhan beberapa kali berbicara hal tentang haus, dahaga, lapar dst..

Keadaan dimana orang merasakan "butuh sesuatu yang harus dipenuhi"

Mazmur 107:9 (TB)  sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.

Matius 5:6 (TB)  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Orang cenderung tidak bisa menghargai hal2 yang bisa didapatkan dengan mudah, dan cepat..

Ternyata hal merasa "membutuhkan" ini sangat penting dalam hidup kita, terutama dalam hal mengiring Tuhan..

Wahyu 3:17-19 (TB)  Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Saya sangat kaget dan merasa sangat terberkati ketika membaca dan Tuhan bukakan akan hal ini, ternyata aspek lapar dan haus, merasa kurang akan Tuhan terus ini akan membuat kita benar dalam bersikap menghadapi tantangan dalam kehidupan, karena kita senantiasa akan dapat melihat yang "pahit" bagi kita itu adalah hal "manis" yang Tuhan persiapkan untuk kita!

Semoga renungkan singkat ini dapat memberkati semua keluarga orang2 percaya dimanapun berada! Gbu all!

Terus haus dan lapar akan Tuhan!

5 komentar: